Lanjut ke konten

Bagaimana Dunia Pendidikan Indonesia Saat ini?

Mei 1, 2009

ki_hajar_dewantaraTanggal 2 Mei 1889 adalah hari terlahirnya Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang lebih dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara. Pelopor Perguruan Taman Siswa yang kemudian diangkat menjadi Bapak Pendidikan Nasional serta ditetapkan hari lahirnya menjadi Hari Pendidikan Nasional oleh pemerintah pada tahun 1959.

Melanjutkan semangat dari hari pendidikan nasional itu sendiri, tentunya banyak sudah usaha–usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam memajukan pendidikan di Republik tercinta ini, salah satu usaha pemerintah yakni menaikan nilai kelulusan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan menggratiskan SPP sekolah mulai dari SD hingga SMP. Toh, walaupun demikian masih banyak juga yang mengatakan belum optimalnya dan belum sepenuhnya bisa dinikmati oleh masyarakat, sebenarnya kesempatan untuk maju memang selalu ada dan tersedia, tinggal kembali kepada individu masing – masing mau memanfaatkanya atau tidak, karena potensi itu pasti ada.

Saya meyakini setiap manusia yang ada di permukaan bumi ini berasal dari basic yang sama pada saat terlahirkan ke dunia. Artinya, tidak ada kepastian yang menjamin bahwa golongan tertentu lebih baik (atau lebih buruk) dari golongan yang lain.

LALU, BILA ADA YANG MENANYAKAN BAGAIMANA DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA SAAT INI?

JAWABAN SAYA :

Tidak ada satu persepsi maupun asumsi yang dapat menilai pendidikan di Indonesia secara umum. Generalisasi asumsi tentang pendidikan di Indonesia adalah sesuatu yang tidak memiliki dasar ilmiah.

Mengapa demikian?

tutwurilogoData-data menunjukkan bahwa aktivitas pendidikan di Indonesia mengalami variasi pertumbuhan yang amat mencolok antara pedesaan dan perkotaan. Perbedaan kecepatan tumbuh pendidikan ini amat dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan penduduk dan tingkat pertumbuhan ekonomi di tiap – tiap wilayah. Wilayah-wilayah yang kini tumbuh menjadi perkotaan mengalami peningkatan kwalitas pendidikan yang lebih baik dan maju dibandingkan dengan wilayah – wilayah yang hingga saat ini masih merupakan daerah pedesaan.

Perbedaan yang terjadi menjadi amat jauh antara, misalnya Jakarta dan kepulauan seribu, atau, misalnya antara Bandung dan Leuwi Damar (Cibeo,Baduy), atau, apalagi, misalnya antara Jakarta dan pelosok Papua. Oleh karenanya, menurut saya, tidak ada satu skala ukurpun yang dapat digunakan untuk menggeneralisir dunia pendidikan di Indonesia. Kalaupun hal itu dipaksakan maka akan terjadi “ketidak jujuran” dalam memandang Indonesia sebagai sebuah kesatuan bernegara, Atau mungkin semacam “egoisme” atas nama teori.

Jadi menurut saya, dunia pendidikan di Indonesia adalah dunia yang memiliki banyak keunggulan dan banyak ketertinggalan. Atas keunggulanya kita wajib mensyukurinya, dan atas ketertinggalanya yang masih ada hendaknya dirasakan dan di sikapi sebagai bagian yang harus kita pikirkan bersama sebagai anggota dari sebuah kesatuan besar, Negara Republik Indonesia.

Maju terus pendidikan Indonesia…

Mari bersama kita cerdaskan diri dan Bangsa ini…

9 Komentar leave one →
  1. Mei 7, 2009 9:22 AM

    Hi, good post. I have been thinking about this issue,so thanks for writing. I will certainly be coming back to your site. Keep up great writing

    • Mei 7, 2009 11:33 AM

      Hello Mr Joan, thanks for reading about my article

  2. id sag permalink
    November 8, 2009 6:41 AM

    sep lah bagus

  3. Mei 7, 2011 12:06 PM

    Semoga

  4. November 17, 2011 10:17 AM

    Sy optimis, pendidikan kita akan lebh baik kedepannya.

  5. Ratu hotijatul adawiyah STKIP PGRI Bangkalan permalink
    Desember 21, 2011 10:30 AM

    is very good
    mari kita sebagai generasi muda, bersama-sama
    menigkatkan mutu belajar bangsa Indonesia
    samangaaaaaaaaaaaaattttttttt ………………..

  6. vent halim permalink
    Februari 21, 2012 9:22 PM

    is good article..
    kita pasti bisa menjadi lebih baik!!

  7. April 4, 2012 4:34 PM

    setuju, karna potensi sslu d pd diri kita masing2

  8. Juni 22, 2012 2:26 AM

    setuju, bu karena indonesia itu sangatlah kaya akan potensi maka railah puncak potensi bukan malah membuat standarisasi yang hanya berpusat di pulau jawa ….

Tinggalkan Balasan ke dian Batalkan balasan